Sabtu, 24 Februari 2018

Bercerita Demi Cerita Itu Sendiri

  Banyak sekali cara untuk bercerita. Mulai dari catatan pengalaman, review terhadap hal-hal baru, kejadia sosial dan lain-lain. Sayangnya orang seringkali mengira ada sebuah rangka khusus untuk membuat cerita sepert berapa halaman, atau cara penulisan, bahasa apa yang aku pakai. memang ada yang disebut sebagai EYD namun, yang menjadi pertanyaan siapakah audience yang mau kita jangkau. Jika aku mau bercerita, seringkali aku mengira akan dikritik oleh ahli literatur dan sebagainya walau nyatanya tidak. Aku bercerita hanya untuk cerita itu sendiri. Sesederhana itu.
  Sekarang aku mulai maju untuk mengambil alih semua patform untuk bercerita. Blog, podcast, youtube, musik, dan segala bentuk baik fisik maupun virtual. Ada banyak cerita yang kubuat namun, tidak aku publikasikan karena aku kira ceritaku tidak pantas untuk didengar orang. Namun, cerita hanyalah cerita, semua orang mencari sebuah ruang untuk merasa. Di tempat itulah cerita berperan. 
 

Kampus F.U.B.A.R. Vol. II Epilog

Ini perasaanku atau udara di ruangan ini berat kali bos. Mungkin aku merasa seperti ini karena adrenalinku yang naik kali? Tetesan keringat...